Connect with us

Keamanan

Netflix was the top grossing app in Q2, with mobile revenue up 233%

Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi.

Published

on

Photo: Shutterstock

Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt.

Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio cumque nihil impedit quo minus id quod maxime placeat facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus.

Nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur.

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas molestias excepturi sint occaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga.

Quis autem vel eum iure reprehenderit qui in ea voluptate velit esse quam nihil molestiae consequatur, vel illum qui dolorem eum fugiat quo voluptas nulla pariatur.

“Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat”

Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Keamanan

Identity Theft – Ancaman Keamanan yang Harus Diwaspadai!

Published

on

By

Bayangkan kamu sedang bersantai di rumah, tiba-tiba mendapat telepon dari bank yang mengatakan bahwa ada transaksi mencurigakan menggunakan kartu kreditmu. Cekrek! Ternyata, identitas kamu telah dicuri dan dipakai oleh orang lain. Kengerian ini bukan hanya dalam film thriller—ini adalah kenyataan yang bisa terjadi kapan saja. Identity theft atau pencurian identitas adalah ancaman nyata yang semakin meningkat di dunia digital saat ini. Jadi, mari kita ulas tentang apa itu identity theft, bagaimana cara melindungi diri, dan mengapa kita harus semakin waspada terhadap masalah ini.

Apa Itu Identity Theft?

Sebelum kita lanjut ke langkah-langkah pencegahan, mari kita pahami dulu apa itu identity theft. Sederhananya, identity theft adalah ketika seseorang mengambil alih identitas kita—baik itu nama, nomor KTP, data kartu kredit, atau bahkan alamat rumah—dan menggunakannya tanpa izin untuk keuntungan pribadi. Bayangkan saja ada seseorang yang mengajukan pinjaman bank atas nama kamu atau membeli barang-barang mahal dengan kartu kreditmu, sementara kamu tidak tahu menahu! Ya, itulah yang disebut dengan pencurian identitas.

Identity theft bisa terjadi dalam berbagai cara. Bisa lewat pencurian fisik seperti dompet atau dokumen penting yang hilang. Bisa juga lewat dunia maya, di mana para pelaku mencuri data pribadi lewat phishing (email penipuan), malware, atau bahkan mengakses informasi pribadi yang tidak terlindungi di situs web. Dunia digital yang serba terhubung memberi peluang bagi para pelaku kejahatan untuk melakukan aksi ini dengan lebih mudah.

Kenapa Identity Theft Itu Berbahaya?

Bukan hanya soal uang yang hilang atau kerugian finansial, identity theft dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada reputasi dan kredibilitas seseorang. Misalnya, jika pencuri identitas mengajukan pinjaman atas nama kamu dan tidak membayar, tentu saja itu akan mempengaruhi skor kredit kamu. Bahkan, lebih buruknya lagi, kamu bisa dicap sebagai penjahat yang melanggar hukum meski kamu tidak pernah terlibat sama sekali.

Selain itu, proses untuk mengembalikan identitas yang dicuri bisa sangat panjang dan melelahkan. Kamu harus berurusan dengan bank, agen pelaporan kredit, dan mungkin juga pihak berwenang untuk membersihkan namamu. Proses ini tentu memakan waktu dan energi yang tidak sedikit.

Bagaimana Cara Menghindari Identity Theft?

Seperti halnya menjaga keamanan rumah, menjaga data pribadi juga memerlukan perhatian ekstra. Berikut ini beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk menghindari pencurian identitas—dan jangan khawatir, ini bukan langkah yang sulit kok!

1. Gunakan Password yang Kuat dan Unik

Kita semua pernah berada dalam situasi di mana kita menggunakan password yang sama untuk berbagai akun. Mungkin passwordmu adalah nama hewan peliharaan, tanggal lahir, atau bahkan nama pacar (ya, kamu tahu siapa dirimu!). Namun, kebiasaan ini adalah pintu terbuka bagi para pencuri identitas. Untuk menjaga keamanan, pastikan kamu menggunakan password yang kuat dan berbeda untuk setiap akun yang kamu miliki. Lebih baik lagi, gunakan password manager untuk menyimpan password yang aman dan tidak mudah ditebak.

2. Jangan Sembarangan Membagikan Informasi Pribadi

Mungkin kamu berpikir bahwa berbagi sedikit informasi di media sosial tidak akan menimbulkan masalah. Tapi siapa sangka, informasi sepele seperti nama ibu, tempat tanggal lahir, atau bahkan nama sekolah bisa digunakan oleh orang jahat untuk menebak password atau mengakses akun-akun penting. Jadi, meskipun teman-teman kamu di media sosial terlihat ramah, jangan terlalu banyak membagikan detail pribadi.

3. Periksa Rekening dan Laporan Kredit Secara Berkala

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Salah satu cara untuk melindungi diri dari identity theft adalah dengan memeriksa rekening bank dan laporan kreditmu secara berkala. Jika ada transaksi yang mencurigakan, segera laporkan. Begitu juga dengan laporan kredit, periksa apakah ada pinjaman atau aktivitas yang tidak pernah kamu lakukan.

4. Waspadai Phishing dan Scams

Phishing adalah salah satu metode favorit pencuri identitas. Biasanya mereka mengirimkan email yang seolah-olah datang dari bank atau lembaga keuangan lain, meminta kamu untuk mengklik tautan dan memasukkan informasi pribadi. Jangan sampai tergoda! Jika kamu menerima email mencurigakan, selalu pastikan bahwa itu memang berasal dari sumber yang sah dan jangan klik sembarang tautan.

5. Lindungi Perangkat Digital dengan Keamanan yang Tepat

Perangkat digital seperti smartphone, laptop, dan komputer bisa menjadi target empuk bagi pencuri identitas. Pastikan perangkatmu dilengkapi dengan antivirus dan enkripsi untuk melindungi data pribadi. Jangan lupa untuk selalu memperbarui perangkat lunak dan sistem operasi agar tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh para hacker.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Identitas Kamu Dicuri?

Meskipun kamu sudah berusaha keras untuk menjaga keamanan identitasmu, terkadang kejadian tidak terduga tetap bisa terjadi. Jika kamu merasa bahwa identitasmu telah dicuri, segera lakukan langkah-langkah berikut:

1. Laporkan ke Bank dan Lembaga Keuangan

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melaporkan kejadian ini ke bank atau lembaga keuangan terkait. Mereka bisa membantu memblokir transaksi yang mencurigakan dan menjaga rekeningmu tetap aman. Jangan ragu untuk meminta mereka melakukan investigasi lebih lanjut.

2. Blokir Kartu Kredit dan Debit

Segera hubungi perusahaan kartu kredit atau bank untuk membekukan kartu yang digunakan oleh pencuri identitas. Mereka juga bisa membantu mengatur ulang password atau melakukan investigasi lebih lanjut.

3. Laporkan ke Pihak Berwenang

Jika ada aktivitas yang merugikan, laporkan kepada polisi atau pihak berwenang setempat. Beberapa negara juga menyediakan layanan khusus untuk membantu korban pencurian identitas.

4. Gunakan Layanan Perlindungan Identitas

Layanan perlindungan identitas adalah layanan yang memantau penggunaan informasi pribadi di dunia maya. Jika ada seseorang yang mencoba mengakses atau menggunakan identitasmu, mereka akan memberitahumu lebih awal.

Identity theft adalah masalah serius yang bisa dialami siapa saja, tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, kamu bisa melindungi diri dari ancaman ini. Ingat, selalu jaga informasi pribadi kamu dan waspadai setiap aktivitas mencurigakan. Dengan mengadopsi kebiasaan yang lebih aman dan waspada, kamu bisa tetap terlindungi dari pencurian identitas yang bisa merusak hidupmu. Jadi, jangan tunggu sampai kamu jadi korban, mulailah sekarang untuk menjaga identitasmu dengan baik.

Continue Reading

Keamanan

Keamanan Endpoint – Tentang Cara Menjaga Perangkat Kamu dari Serangan yang Tak Terlihat

Published

on

By

Kita hidup di dunia yang semakin terhubung, di mana setiap orang punya perangkat canggih yang tak pernah lepas dari tangan. Entah itu smartphone, laptop, atau tablet, perangkat ini jadi saksi bisu segala aktivitas kita: dari kerjaan kantor, chatting sama teman, sampai scrolling media sosial yang tak ada habisnya. Nah, di balik semua kenyamanan itu, ada satu hal yang sering terlupakan—keamanan endpoint. Kalau kamu nggak tahu apa itu, tenang! Kali ini, kita akan bahas dengan gaya santai dan seru supaya kamu paham kenapa keamanan endpoint itu penting banget.

Apa Itu Keamanan Endpoint?

Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih dalam, mari kita bahas dulu apa itu “keamanan endpoint”. Endpoint adalah perangkat yang terhubung ke jaringan, bisa jadi smartphone, laptop, desktop, atau bahkan perangkat IoT (Internet of Things) yang sering kita gunakan. Jadi, singkatnya, “keamanan endpoint” adalah langkah-langkah yang diambil untuk melindungi perangkat-perangkat ini dari ancaman siber yang bisa merusak, mencuri data, atau bahkan mengambil alih kontrol perangkat tersebut. Bayangkan, perangkat kamu jadi “pintu belakang” yang bisa dimasuki oleh hacker tanpa kamu tahu. Nah, tugas keamanan endpoint adalah memastikan pintu itu tetap terkunci rapat-rapat.

Ancaman yang Mengintai Endpoint Kita

Tahu nggak sih, ada banyak banget ancaman yang bisa mengincar perangkat kita? Mulai dari malware yang bisa merusak data, sampai ransomware yang bisa mengunci seluruh file kamu dan meminta tebusan. Jangan lupa juga virus, trojan, dan spyware yang bisa mengintip aktivitas kamu. Wah, ngeri banget kan?

Misalnya, kamu buka email yang kelihatannya biasa saja, tapi ternyata ada lampiran berisi virus yang bisa langsung menginfeksi perangkatmu. Nah, di sinilah peran keamanan endpoint berperan penting. Dengan adanya proteksi yang tepat, perangkat kamu bisa terlindungi dari ancaman-ancaman tersebut.

Kenapa Keamanan Endpoint Itu Penting?

Sekarang, mari kita pikirkan bersama-sama. Kalau kamu bekerja di kantor, atau bahkan di rumah dengan perangkat pribadi, pastinya kamu menyimpan banyak data penting di sana, kan? Mulai dari dokumen pekerjaan, email penting, hingga foto-foto yang mungkin nggak ingin diketahui oleh orang lain. Nah, kalau perangkat kamu tidak dilindungi dengan baik, data-data penting ini bisa jatuh ke tangan yang salah. Nggak mau kan kalau tiba-tiba ada hacker yang ngintip dokumen kamu atau lebih parahnya, mengambil alih perangkat dan mengakses semua akun penting kamu?

Jangan hanya mikir “ah, itu cuma perangkat pribadi”, karena kenyataannya, ancaman bisa datang dari mana saja. Coba bayangkan kalau kamu sedang berada di kafe, menggunakan Wi-Fi publik tanpa proteksi. Si hacker bisa saja mengintip jaringan dan mencuri informasi kamu. Pokoknya, jangan anggap enteng soal ini!

Cara Kerja Keamanan Endpoint

Keamanan endpoint berfungsi untuk melindungi perangkat kamu dari ancaman dengan cara yang cukup canggih. Pertama-tama, sistem ini memantau aktivitas yang mencurigakan di perangkat kamu. Misalnya, kalau ada program asing yang mencoba berjalan atau file yang tiba-tiba berubah, sistem ini bisa langsung mendeteksinya dan memberi peringatan. Ada juga program antivirus yang bekerja di belakang layar, memindai setiap file yang masuk untuk memastikan semuanya aman.

Keamanan endpoint juga dilengkapi dengan fitur enkripsi, yang akan menyembunyikan data kamu dari mata-mata yang tak diinginkan. Jadi, meskipun ada orang yang berhasil masuk ke perangkat kamu, mereka tetap nggak bisa membaca data penting karena sudah terenkripsi. Enkripsi ini ibarat mengunci data kamu dengan password yang susah banget dibuka. Selain itu, ada juga proteksi dari ancaman ransomware, yang bisa mencegah file kamu dikunci oleh virus dan meminta tebusan.

Keamanan Endpoint di Era Kerja Remote

Seiring dengan tren kerja remote yang makin meningkat, perangkat endpoint menjadi semakin vital. Banyak orang yang bekerja dari rumah, menggunakan perangkat pribadi atau perangkat kantor untuk menyelesaikan tugasnya. Dengan skenario ini, penting banget untuk memastikan keamanan endpoint supaya data perusahaan tetap aman dan terhindar dari serangan siber.

Perusahaan juga perlu memberikan pelatihan tentang bagaimana cara menjaga keamanan endpoint, seperti menghindari mengakses Wi-Fi publik tanpa perlindungan, atau memastikan bahwa perangkat yang digunakan untuk bekerja dilengkapi dengan perangkat keamanan terbaru. Jadi, jangan pernah remehkan pentingnya menjaga perangkat yang kamu gunakan sehari-hari.

6 langkah Mudah untuk Menjaga Keamanan Endpoint

Meskipun keamanan endpoint terdengar rumit, kamu sebenarnya bisa melakukan beberapa langkah mudah untuk menjaga perangkat kamu tetap aman dari ancaman. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

  1. Aktifkan Antivirus dan Anti-Malware
    Pastikan antivirus di perangkat kamu selalu aktif. Program antivirus dapat melindungi perangkat kamu dari virus, malware, dan program berbahaya lainnya. Jangan malas untuk melakukan pemindaian secara rutin.

  2. Gunakan Password yang Kuat dan Unik
    Jangan gunakan password yang mudah ditebak, seperti “123456” atau “password”. Cobalah untuk membuat password yang panjang, unik, dan terdiri dari kombinasi huruf, angka, dan simbol.

  3. Selalu Update Sistem Operasi dan Aplikasi
    Pengembang perangkat lunak selalu merilis pembaruan untuk memperbaiki kerentanannya. Jadi, pastikan kamu selalu mengupdate sistem operasi dan aplikasi di perangkat kamu untuk menghindari potensi celah keamanan.

  4. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
    Jika memungkinkan, aktifkan autentikasi dua faktor untuk akun-akun penting kamu. Dengan 2FA, meskipun seseorang berhasil mendapatkan password kamu, mereka tetap membutuhkan kode tambahan yang hanya bisa kamu akses.

  5. Hati-hati dengan Wi-Fi Publik
    Saat menggunakan Wi-Fi publik, pastikan kamu menggunakan VPN untuk mengenkripsi koneksi internetmu. Dengan begitu, data yang kamu kirimkan akan lebih aman dari serangan siber.

  6. Backup Data Secara Rutin
    Meskipun kamu sudah punya proteksi terbaik, ada kalanya data tetap bisa hilang. Jadi, pastikan kamu selalu melakukan backup secara rutin, baik itu di cloud atau di hard drive eksternal.

Keamanan endpoint mungkin terdengar teknis, tetapi jangan biarkan itu membuat kamu merasa cemas atau bingung. Kuncinya adalah selalu berhati-hati dengan perangkat yang kamu gunakan, rutin mengupdate sistem keamanan, dan menjaga kebiasaan yang aman saat online. Dengan begitu, perangkat kamu akan tetap aman, data pentingmu terjaga, dan kamu bisa terus menikmati kenyamanan dunia digital tanpa khawatir ada ancaman yang mengintai. Jadi, ayo mulai jaga perangkatmu sekarang juga, dan jangan biarkan hacker senang-senang di perangkatmu!

Continue Reading

Keamanan

Phishing – Kenali dan Lindungi Diri dari Kejahatan Dunia Maya yang Mengancam

Published

on

By

Siapa yang tidak suka menerima email yang tampaknya penting, seperti pemberitahuan tentang hadiah gratis, update akun bank, atau bahkan pemberitahuan bahwa ada masalah dengan kartu kredit? Saat kita mengecek inbox kita, siapa tahu ada hadiah menanti, kan? Tapi, hati-hati! Bisa jadi, email yang terlihat menguntungkan itu sebenarnya adalah jebakan manis dari para penjahat dunia maya. Inilah yang disebut dengan phishing. Lalu, apa itu phishing, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana kita bisa melindungi diri dari serangan ini?

Apa Itu Phishing?

Phishing adalah upaya penipuan yang dilakukan dengan cara menyamar sebagai entitas terpercaya, seperti bank, penyedia layanan internet, atau bahkan teman atau kolega, untuk memperoleh informasi pribadi, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data sensitif lainnya. Caranya bisa melalui email, pesan teks, media sosial, atau bahkan telepon. Para pelaku phishing membuat pesan mereka semirip mungkin dengan pesan resmi agar korbannya tertipu dan memberikan informasi yang mereka inginkan.

Jadi, jika kamu pernah menerima pesan dari “bank” yang mengatakan bahwa ada aktivitas mencurigakan di akunmu dan meminta kamu untuk memasukkan data login melalui link tertentu, maka kamu mungkin sedang dihadapkan dengan serangan phishing. Seram, kan?

Bagaimana Cara Phishing Bekerja?

Banyak orang yang berpikir bahwa mereka tidak akan pernah jatuh ke dalam perangkap phishing, karena mereka tahu cara mengenali email yang mencurigakan. Namun, kenyataannya serangan phishing semakin canggih dan sulit dikenali. Lalu, bagaimana cara phishing bekerja? Simak ini!

Biasanya, pelaku phishing mengirimkan pesan yang tampaknya sah, seperti email dari bank yang mengatakan, “Akun Anda hampir diblokir, segera lakukan verifikasi!” Atau, bisa juga berupa SMS yang mengatakan, “Anda mendapat hadiah besar, klik di sini untuk mengklaimnya!” Begitu kita tertarik dan mengklik link yang disediakan, kita diarahkan ke situs palsu yang sangat mirip dengan situs asli.

Di situs palsu inilah penjahat dunia maya mulai mengumpulkan data kita, seperti username, password, atau informasi pribadi lainnya. Biasanya, mereka akan menyimpan informasi yang kita masukkan untuk digunakan atau dijual ke pihak lain yang lebih berbahaya.

5 Jenis Phishing yang Perlu Diketahui

Mungkin kamu berpikir bahwa phishing hanya berupa email yang mencurigakan, tetapi ternyata ada banyak jenis serangan phishing yang bisa menyerang. Berikut beberapa jenis phishing yang perlu kamu tahu:

  1. Phishing Email Ini adalah bentuk yang paling umum. Para penjahat mengirimkan email yang tampaknya sah, misalnya dari bank, dengan permintaan untuk memperbarui informasi akun atau melakukan verifikasi.

  2. Spear Phishing Berbeda dengan phishing yang sifatnya massal, spear phishing lebih terfokus. Pelaku menyerang individu atau organisasi tertentu dengan pesan yang lebih personal dan terarah. Bisa jadi mereka sudah tahu nama lengkapmu, alamat email, atau bahkan informasi pekerjaanmu.

  3. Smishing Phishing yang dilakukan melalui SMS. Pesan teks yang masuk ke ponselmu tampaknya datang dari perusahaan atau layanan yang sah, yang meminta kamu untuk mengklik link atau memberikan informasi pribadi.

  4. Vishing (Voice Phishing) Phishing via telepon! Pelaku meneleponmu dan berpura-pura menjadi petugas dari bank atau lembaga lain. Mereka akan meminta informasi pribadi atau bahkan meminta kamu untuk mentransfer uang.

  5. Angler Phishing Ini adalah phishing yang dilakukan melalui media sosial. Pelaku menyamar sebagai perusahaan atau merek terkenal dan mencoba menggali informasi pribadi dengan cara memikat korban lewat komentar atau pesan langsung.

Bagaimana Cara Mengenali Phishing?

Meskipun serangan phishing semakin canggih, ada beberapa tanda yang bisa membantu kamu mengenali pesan atau situs palsu. Ini dia beberapa tips agar kamu tetap aman:

  1. Periksa Alamat Pengirim Alamat email pengirim adalah salah satu tanda paling jelas. Jangan tertipu dengan nama yang mirip dengan yang asli. Misalnya, email yang tampaknya datang dari “bank@bank.com” bisa jadi hanya meniru alamat asli “bank@banking.com.”

  2. Jangan Percaya Link yang Dikirim Jika ada link dalam email atau SMS yang meminta kamu mengklik, jangan sembarangan klik! Letakkan kursor di atas link tersebut untuk melihat alamat URL yang sebenarnya. Jika alamatnya aneh atau tidak sesuai dengan situs resmi, bisa dipastikan itu adalah phishing.

  3. Cek Tanda Keamanan pada Website Ketika kamu diminta untuk memasukkan informasi sensitif, pastikan situs tersebut memiliki HTTPS di awal URL, bukan hanya HTTP. HTTPS menunjukkan bahwa situs tersebut aman untuk transaksi.

  4. Perhatikan Tanda-Tanda Pesan yang Mencurigakan Email atau pesan yang mengandung kesalahan ketik, bahasa yang tidak profesional, atau permintaan mendesak untuk segera memberikan informasi biasanya merupakan indikasi bahwa itu adalah phishing.

  5. Verifikasi Langsung Jika kamu merasa ragu, lebih baik langsung menghubungi perusahaan atau lembaga yang diduga mengirim pesan tersebut. Gunakan nomor kontak atau situs resmi yang kamu tahu, bukan yang ada di pesan tersebut.

Dampak Phishing: Lebih Dari Sekadar Kerugian Finansial

Phishing bukan hanya soal kehilangan uang, meskipun itu adalah dampak yang paling langsung. Sering kali, informasi yang dicuri bisa digunakan untuk kejahatan lain, seperti pencurian identitas. Selain itu, data pribadi yang bocor bisa merusak reputasi seseorang atau perusahaan. Bahkan, pelaku phishing bisa menggunakan data tersebut untuk memanipulasi korban lebih lanjut atau melakukan serangan lain seperti fraud atau scamming.

Tidak hanya itu, jika kamu bekerja di perusahaan atau organisasi, phishing bisa membuka celah bagi penjahat untuk masuk ke dalam sistem yang lebih besar. Akses ke data sensitif bisa menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan, termasuk kebocoran data pelanggan, kerusakan citra, hingga tuntutan hukum.

4 Cara Melindungi Diri dari Phishing

Mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan? Berikut beberapa langkah yang bisa kamu ambil untuk melindungi diri dari serangan phishing:

  1. Gunakan Software Keamanan Pastikan perangkatmu dilindungi dengan antivirus dan software keamanan yang terbaru. Banyak program antivirus yang juga bisa mendeteksi email atau situs phishing sebelum kamu terjebak.

  2. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor Jika memungkinkan, aktifkan autentikasi dua faktor pada akun-akun penting, seperti email, bank, atau media sosial. Ini akan menambah lapisan perlindungan ekstra.

  3. Hati-Hati dengan Informasi Pribadi Jangan pernah memberikan informasi pribadi, terutama nomor rekening atau kata sandi, melalui email atau pesan teks yang tidak sah.

  4. Edukasi Diri dan Orang Terdekat Terkadang, penjahat dunia maya juga menyasar orang-orang yang kurang paham tentang teknologi. Pastikan orang terdekatmu juga memahami risiko phishing dan cara melindungi diri mereka.

Phishing memang mengancam di dunia maya, tapi dengan kewaspadaan dan sedikit pengetahuan, kita bisa melindungi diri dari jebakan-jebakan licik yang ada. Jangan mudah tergoda oleh tawaran-tawaran yang tampak terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, dan selalu pastikan bahwa setiap transaksi atau informasi yang kamu berikan dilakukan dengan hati-hati dan aman. Ingat, lebih baik waspada daripada menyesal!

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 www.cerdasceria.net